TepianCity.com - Monumen pesut samarinda, jika dilihat dari namanya saja bisa disimpulkan semua itu hanyalah kenangan dan sisa-sisa masalalu yang sudah tiada, namun bukan saja bersangkutan dengan masalah kenangan semata. karena jaman dahulunya, samarinda memiliki daya tarik sangat tinggi dikarenakan memiliki Lumba-lumba hidung pesek (pesut) yang sekarang sudah tiada.
Memang, monumen ini ada sejak pesut tersebut masih menempati samarinda, sekaligus untuk mengatakan kepada dunia bahwa samarinda adalah kota pesut(dulu) sampai sekarang (hanya nama), banyak orang mengunjungi monumen ini setiap harinya, hanya untuk sekedar berfoto, duduk duduk saja (karena ada PKL) , jika malam minggu monumen ini akan sangat ramai, monumen ini sudah indah, ditambah lagi dengan pemandangan sungai yang memanah hati, serta disebrang jalan terdapat gedung BI nan indah.
Memang, monumen ini ada sejak pesut tersebut masih menempati samarinda, sekaligus untuk mengatakan kepada dunia bahwa samarinda adalah kota pesut(dulu) sampai sekarang (hanya nama), banyak orang mengunjungi monumen ini setiap harinya, hanya untuk sekedar berfoto, duduk duduk saja (karena ada PKL) , jika malam minggu monumen ini akan sangat ramai, monumen ini sudah indah, ditambah lagi dengan pemandangan sungai yang memanah hati, serta disebrang jalan terdapat gedung BI nan indah.
Dapat juga diketahui dalam hitungan puluhan tahun pesut ini sudah tiada, sangat disayangkan namun ini adalah kenyataan yang tidak dapat dihindari, ini bukanlah dari satu faktor, memang terlihat hanya dalam 1 faktor yaitu faktor perairan, ketika ditelusuri lebih dalam, akan menyangkut masyarakat , pemerintah, bahkan turis asing.
sebuah permasalahan seperti ini memang sudah tidak dapat dihindari lagi, oleh karena itu, wajiblah membuat perubahan di semua wisata alam yang ada di samainda terutama yang sangat besar, karena bukan hanya menyangkut masalah wisata, jugalah menyangkut masalah nyawa yang menempatinya.
"Sejauh mata memandang sejak 2004-2014 ini, yang ada di sungai mahakam sekarang hanyalah air keruh yang berwarna coklat dari ujung ke ujung, melewati tambang dan kota, seharusnya tempat ini tidak tersentuh manusia dan terlindungi karena ini aset dunia seperti di amazon" tambah Agung ketua SEA Samarinda saat diwawancarai.
Dan seharusnya ini sudah bisa membuka mata indonesia dan dunia , bahwa sungai yang memiliki aset sebesar Pesut ini patut diberi perlindungan penuh dari bahaya dan ancaman limbah serta barang buang yang dapat berkarat, langkah antisipasi selanjutnya memang sangat berat dan membutuhkan akolokasi yang sangat besar dalam segi money resource dan human resource.
Berbagai opini dan khayalan muncul di benak setiap orang yang kami wawancarai, beberapa diantaranya dari Axelle pelajar di samarinda "bagaimana bisa kota ini bersimbol pesut sementara pesutnya saja sudah minggat" imbuhnya , dan Fikri pelajar di samarinda "sebuah aset yang memberi nama kota inilah yang seharusnya dijaga habis habisan, seperti di amerika yang dijuluki kota burung , mereka menjaga habis habisan burung yang menjadi aset tersebut" tambahnya, dari Aissy seorang pelajar "andai-kata samarinda masih memiliki pesut-nya saya yakin samarinda menjadi pusat pariwisata dunia untuk menyaksikan secara langsung Lumba-Lumba hidung pesek".
Bagaimanapun upaya yang diberikan untuk menjaga sebuah aset memanglah tidak mudah dan membutuhkan kerjasama dengan seluruh faktor yang bersangkutan, jadi kejadian yang menenggelamkan aset seperti ini tidak akan terjadi lagi. (ag.)
sebuah permasalahan seperti ini memang sudah tidak dapat dihindari lagi, oleh karena itu, wajiblah membuat perubahan di semua wisata alam yang ada di samainda terutama yang sangat besar, karena bukan hanya menyangkut masalah wisata, jugalah menyangkut masalah nyawa yang menempatinya.
"Sejauh mata memandang sejak 2004-2014 ini, yang ada di sungai mahakam sekarang hanyalah air keruh yang berwarna coklat dari ujung ke ujung, melewati tambang dan kota, seharusnya tempat ini tidak tersentuh manusia dan terlindungi karena ini aset dunia seperti di amazon" tambah Agung ketua SEA Samarinda saat diwawancarai.
Dan seharusnya ini sudah bisa membuka mata indonesia dan dunia , bahwa sungai yang memiliki aset sebesar Pesut ini patut diberi perlindungan penuh dari bahaya dan ancaman limbah serta barang buang yang dapat berkarat, langkah antisipasi selanjutnya memang sangat berat dan membutuhkan akolokasi yang sangat besar dalam segi money resource dan human resource.
Berbagai opini dan khayalan muncul di benak setiap orang yang kami wawancarai, beberapa diantaranya dari Axelle pelajar di samarinda "bagaimana bisa kota ini bersimbol pesut sementara pesutnya saja sudah minggat" imbuhnya , dan Fikri pelajar di samarinda "sebuah aset yang memberi nama kota inilah yang seharusnya dijaga habis habisan, seperti di amerika yang dijuluki kota burung , mereka menjaga habis habisan burung yang menjadi aset tersebut" tambahnya, dari Aissy seorang pelajar "andai-kata samarinda masih memiliki pesut-nya saya yakin samarinda menjadi pusat pariwisata dunia untuk menyaksikan secara langsung Lumba-Lumba hidung pesek".
Bagaimanapun upaya yang diberikan untuk menjaga sebuah aset memanglah tidak mudah dan membutuhkan kerjasama dengan seluruh faktor yang bersangkutan, jadi kejadian yang menenggelamkan aset seperti ini tidak akan terjadi lagi. (ag.)